Dia kemudian bertanya tentang keluargaku, “Jeng Mar. Bokep abg Saya ‘kan juga malu. Kalo’ Jeng Mar, gimana, toh? Aku mulai naik dan terasa lubang kemaluanku semakin hangat, mungkin lendir kemaluanku sudah banyak yang keluar. Malu’ akh.”, sambil tertawa. Saya seringnya nggak dirangsang apa-apa. Aku semakin terbawa napsu. te.. Gerakan ke atas ke bawah melingkar ke seluruh liang kewanitaanku. Eh, maaf lho, Jeng.”
“Kalo’ saya dan suami saya itu saling rayu-merayu dulu. Aku semakin terbawa napsu. Tapi nggak tahu lah papanya tuh. Kudekatkan wajahku ke liang kewanitaannya lalu kukatakan kepada Bu Bekti bahwa bentuk kemaluannya sudah cukup merangsang hanya saja akan lebih indah pemandangannya bila bulunya sering disisir agar semakin lurus dan rapi seperti milikku. Anak cuma satu dan perempuan lagi. Syukurlah. Eh, maaf lho, Jeng.”
“Kalo’ saya dan suami saya itu saling rayu-merayu dulu. Tapi aku tak peduli, yang penting rasa kemaluan Bu Bekti semakin lezat apalagi dibumbui dengan cairan yang keluar semakin banyak.
