Pelan sekali, sikuku bergerak. Bokepindo Kami berdua menjadi duduk berdempetan. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Maaf ya,” jawabku agak keberatan. Tapi perasaan itu, nafsu itu, benar-benar membuat aku tidak tahan …..lenganku terdiam sebentar dari kegiatan menggesek dadanya. Aku kembali mengelus pahanya. 4 hari lagi, aku akan menikahi Mei, kekasihku selama 6 tahun. Kali ini tanganku lebih berani. Dan rasanya mulai sakit sekarang. Aku terkejut.Ternyata itu bukan kaki anak kecil. Aku bisa mendengar degup jantungku di telingaku sendiri. Kilatan cahaya dari luar bus memberikan sedikit penglihatan mengenai ibu di sampingku. Jari itu mencari sumber kenikmatan seorang wanita. Aku? Aku tidak tahan ……Sekarang posisiku berubah. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar. Matanya juga terpejam ternyata.Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Aha, dia mengerti. Tinggal jalan kaki ke Pondok Indah Mall. Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Tapi itu dulu.Hampa kadang terasa. Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Jariku masuk lebih ke dalam. Tangan dia sepertinya cerdas, kembali mencari sasarannya yang tadi lepas.