Ia memacu keras untuk mencapai klimaks. Tapi aku tetap berusaha meronta-ronta, untuk menaikkan harga diriku di mata Pak Hr. Bokep Namun aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku. Terasa benar, telapak tangannya yang kasap di permukaan buah dadaku, ditingkahi dengan jari-jarinya yang nakal mepermainkan puting susuku. Bahkan mengalahkan semua cowok-cowok yang pernah tidur denganku, walaupun mereka rata-rata sebaya denganku.Namun beberapa saat kemudian, Pak Hr mulai menggeram sambil mengeretakkan giginya. Aku menoleh ke arah sumber suara tadi yang aku perkirakan berasal dari dalam mobil yang berjalan perlahan menghampiriku. “Kenapa tidak besok pagi saja?”, protes aku tak puas. Sambil berpakaian ia bertanya, “Bagaimana dengan ujian saya pak?”. “Kenapa tidak besok pagi saja?”, protes aku tak puas. “Tidak, terima kasih. “Tau nih, aku mau minta ujian susulan, sudah dua kali aku minta diundur terus, kenapa ya?”. Tubuhku bergetar hebat manakala lelaki tua itu mengulurkan tangannya untuk merengkuh diriku. Itupun sudah terasa penuh. Tapi bahkan kini aku kewalahan menghadapi Pak Hr. Walaupun sudah berumur tapi masih bertahan segitu
