Pembaca jangan membayangkan kalau ruang khusus di kantorku ruangnya tertutup sama sekali. Ohh..” aku semakin mendesis antara menolak dan tidak. Bokep Cina Aku tidak berani berteriak saat tangan Parjo yang nakal mulai menggerayangi pahaku dari kolong mejaku. Karena kesibukanku, aku kerap kali harus bekerja lembur sore hari hingga sampai jam 20.00 aku baru keluar kantor. Aku tidak menyombongkan diri memang begitulah kenyataannya. Ia juga berjanji tidak akan menggangguku bila aku sedang di rumah atau sedang bersama suamiku. Aku sudah berkeluarga dengan satu anak yang baru berumur 2 tahun, Rio. Aku terkulai lesu di atas pangkuan Parjo. Perutku mulai kejang karena menahan kenikmatan yang hampir meledak.“Shh.. Eh..” aku tak berani melihat wajahnya karena malu, soalnya tadi aku menolak tetapi akhirnya aku berhasil ditundukkannya. Ingatanku jadi melayang pada fantasi liar yang selalu mengobsesiku. Begitu pula saat bekerja, di kantorku jumlah karyawan terbanyak adalah perempuan! Plokk.., begitulah setiap kali pantatku beradu dengan tulang kemaluannya selalu terdengar suara seperti tepukan.
