akhirnya peluang buat ketemu Alia datang juga. Bokep Live Cyber Love, demikian julukannya. Tak langsung ke kulitnya sih, masih ada penghalang baju dan bra-nya. Kenapa?”
“Lebih feminim.”
“Emang gue maskulin ya?”
“Bukan begitu. “Hmm.. Malam itu kami “menghabiskan” semuanya seolah-olah kami tak akan bertemu lagi. Apakah ini saat memulai? “Yee.. Akhirnya, masih berlutut di lantai, jari telunjukku (hanya satu jari) merabai bukit dadanya. Kami berpelukan erat. Tak ada gerakan perlawanan. Tubuhnya mengejang. “Gue simpen, buat kenang-kenangan.”
“Ngaco, masa gue balik engga pakai celana dalam.”
“Loe bener engga mau nginep sini?”
“Mas Ajie, tadi kan gue udah bilang, gue izinnya cuman mengunjungi famili, engga nginap.”
“Jadi kapan dong boleh izin nginap?” celana dalamnya aku berikan. Makan malampun tinggal telepon room service (dan Alia dengan telanjang bulat lari ke kamar mandi, ngumpet, sewaktu room boy mengantar makanan). Selesai mandi dengan hanya berbalut handuk aku keluar. Masih mengantuk berat kulihat sekeliling. Untuk kesekian kalinya kami bersetubuh dengan cara yang sama, cuma kewanitaannya yang terbuka. Bulu-bulu di tengah paha yang membuka itu begitu kontras
