Ruangan kamar yang dingin seolah tidak terasa lagi, yang ada hanya lengguhan-lengguhan kecil kami di timpahi suara kecepok beradunya tubuh kami, sementara disekeliling kepala kami terbungkus dengan hawa dan bau khas orang bersetubuh.“hh..terus, Dik!, goyangnya yang cepat..Ohh..ohh, Ouuch!” Desahnya“Yang erat, Mbak!, ayo sayang,..sshh,..hhh..” Desahku“Ouuw…hh..,…lebih ce…aaahhhh!”“Tenang aja, manisku…ohh.., enak Mbak!”“Sss….sama…aku juga…ohh..ohh!”Entah sudah berapa lama kami saling bergelut mencari kenikmatan, lambat laun penisku terasa seperti diremas-remas, lalu Ibu Diva mendesah panjang sebelum pelukannya terasa melemah.“aku.., sam…,Dik!, …Aaaaakkhhh !” DesahnyaKurasakan momen ini yang ternikmat dari bagian-bagian sebelumnya, maka sebelum remasan-remasan itu mengendur, kupercepat gerakanku dan kurasakan panas tubuhku meningkat sebelum ada sesuatu yang berdesir dari seluruh bagian tubuhku untuk segera berebut keluar lewat penisku yang membuatku bergetar hebat dengan memeluk tubuh Ibu Diva lebih erat lagi“Ouuuhhh..ooouuuhh….!” Desahku tak lama kemudianAku bergulir di samping Ibu Diva mencoba mengatur nafas, sementara dia terpejam dengan ritme nafas yang tak beraturan juga.
Kecanduan Seks Bukan Milik Ibu
Related videos














