Tak satu jengkalpun bagian penisnya yang tidak berkesempatan menikmati pelayanan bibir dan lidahku. akhhhhhh….” jeritku.Sambil menggenjot anusku, kedua tangan Pak Tommy meremasi kedua payudaraku. Bokep Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tidak lagi punya kuasa. silitmu kayanya masih prawan nihh… sini, biar bapak prawanin”Aku ketakutan, dan berusaha menolak.“Udahhh, jangan nolak… kok beraninya kamu nolak permintaan bapak…”Akupun pasrah. udahhh… lama aku menunggu saat ini…” bisik Pak Tommy di telingaku“Mhhhh… ohhhhh…. Bahkan satu tangan Pak Tommy menarik ujung rambutku ke belakang, hingga kepalaku terdongak keatas.“Mhhh ohhh… akhhhhh….” jeritku kesakitan.Pak Tommy nampaknya telah hampir klimaks. Ia duduk di sofa, sedangkan aku kini tersimpuh di lantai ruang itu.“Ohhh… mbak Vania Angel… ohhhh… kuluman mbak lebih enak dari lonte pelabuhan hhhhhh… mhhhh..”Setelah puas dengan mulutku, pak Muklis menyuruhku untuk terlentang di sofa. Uhhhh…. Kini aku harus siap untuk dinikmatin kapan saja oleh Pak Tommy. Tangan satunya sedikit mencekik leherku, sehingga mulutku terbuka, dan“Akhhhhhh….” teriakan pak Muklis saat orgasme.Crotttt… croootttttt… croottttt….
