Sakit..?” aku kuatir Santi kesakitan. Bokep Cina Gerakanku semakin cepat dan tidak beraturann. “Achhh..!” Santi menjerit keras seiring dengan gerakan pinggulku yang terakhir. Apa lagi tonjolan buah dadanya sering membuat aku tidak berkonsentrasi untuk bekerja. “Memang dulu Kamu tak sepuas ini..?”
“Entahlah, sepertinya lain, Kakak belum keluar ya..?”
“He.. Dia sudah mau kuajak menonton, bahkan dia mengakui bahwa dia membutuhkan diriku dan tidak mau berpisah dariku.Di dalam gedung bioskop yang remang-remang, dia menangis di dadaku. Bagaimana jika aku melumat buah dadanya..?Bagaimana menjilati klitorisnya..? Bagaimana jika Santi telanjang di hadapanku..? di usiaku yang ke-27, sebenarnya aku cukup bahagia dengan perkawinanku. Kulihat kali ini mimik wajahnya serius. Santi hanya menggeleng dan semakin erat memelukku. “Ma, malam ini Papa nggak pulang, ada teman Papa ngajak ke Bandung mau lihat mesin.” kataku dalam HP-ku kepada istriku. Kak..!” Santi mulai meracau pertanda birahinya sudah naik. “Kak, mulai saat ini Santi tidak mau mengenal lelaki lain selain Kakak.”
Aku hanya membelai rambutnya.