“Yah, udah malam, Vi. Bokep Live Apa sih menariknya aku hingga ada 2 gadis cantik yang memperebutkan aku. Direbahkan kepalanya di bahu kananku, sambil sesekali menyibakkan rambutnya yang panjang hingga lehernya terlihat dan nyaris tanpa batasmenyentuh bibirku. Semua terheran-heran melihat Evi langsung membuka pintu dan lari keluar.Bukankah paerjalanan masih jauh? Dari awal kedekatanku dengan Tia ini yang membuat perasaan kami berbeda, karena tidak bisa sedetikpun kami berpisah. Cemburukah dia? Dua hari dari kejadian itu, Evi masih terlihat marah padaku. Dua hari dari kejadian itu, Evi masih terlihat marah padaku. Uffftgh..aman..pikirku licik.Waktu sudah menunjukkan puluk 9 malam.Kami semua berkumpul di ruang karaoke. Dadaku bergemuruh kencang hingga sulit untuk menelan ludah. Dua hari dari kejadian itu, Evi masih terlihat marah padaku. Malam yang sangat dinginpun menjadi hangat oleh sentuhan-sentuhan tubuh Evi. Kalaupun tidak bertemu, kami tetap berkominikasi lewat telepon. Kuraih tangannya, sekali lagi Evi tersentak namun tidak berontak. Akupun lupa dengan ajakan Tia untuk menikmati aroma terapi bersama.
