Oh ya. Pokoknya turun.Kiri Bang..!Aq lalu menuju salon. Bokep hah..? Ah masa bodo. Kaki disandarkan di dinding. Sudah 3 tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Aq memandang ke arah lain mengindari adu tatap. Mobil melaju. Tetapi tdk lama, suara pletakpletok terdengar semakin nyaring. Dia mau pulang dulu ngeliat orang tuanya sakit katanya sih begitu, kata Iin.Setelah beberapa lama menyodoknya,Terus dong Yg. Tangannya halus. Terganggu wanita muda yg di ruang sebelah yg kadangkadang tanpa tujuan jelas bolakbalik ke ruang pijat.Dari jarak yg begitu dekat ini, aq jelas melihat wajahnya. kataku.Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aq tertipu. Aq tertipu. Ke bawah lagi: Tdk. Ah. Apalagi yg dapat tertinggal? meloncat begitu saja katakata itu.Aq belum pernah berani bicara begini, di angkot dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Aq menggelepar.Sst..! Kalau kini aq berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yg membasahi leher, pasti karena aq terlalu terbuai lamunan. Creambath? Jangan dimasukkan dulu Sayang, aq belum siap.
