Kusentuh buah dadanya dengan jemariku, lalu kususupkan ke balik bra-nya. Bokep Barat Masih kudengar ia tertawa di belakangku. Instrumental Love Songs. Kulebarkan pahanya, dan sambil memegang batang kemaluanku dengan satu tangan, kutekan batang kemaluanku ke bibir kemaluannya. Waktu itu kulihat ia berdiri sendiri di depan pintu lorong yang menghubungkan ballroom dengan dapur. Kupikir akulah si keledai dungu itu, yang mengaku sudah pernah bercinta, ternyata seperti anak kecil di atas tempat tidur. “Mau minum apa?”
“Air putih,” ia berseru dari ruang tamu. “Thanks,” bisikku padanya. “Kamu akan melakukannya sekarang? Waktu membawa keheningan. Beberapa saat kami saling pandang sampai akhirnya ia tersenyum. Buah dadanya menekan dadaku, membuatku bingung. Aku terlena saat bibirnya memagut bibirku. Ia seolah tak memperdulikanku, menolehkan kepalanya ke sisi yang lain. Tak perduli, kutekan lagi pinggulku. Kurasakan kehangatan kulitnya dan kelembutan tubuhnya membuatku nyaman. “Perjaka,” bisiknya dengan tersenyum. Kali ini lebih lama daripada yang tadi. “Kamu mau mengantarku pulang sekarang?” Dua puluh menit kemudian kami sudah dalam perjalanan. Sebentar. Yang kurasakan selanjutnya adalah
