Konsenterasi Nanang dibagi dua yang satu terus mendekatkan batang kemaluannya agar tetap berada di bawah bukit kemaluan Diah yang sering terlepas karena Diah yang banyak bergerak dan satunya lagi berusaha menyelesaikan PR-matematikanya.Diah terus mendekap badan Nanang sambil kadang-kadang menggerakkan lipatan pahanya yang menyetuh paha Nanang.Setelah selesai mengerjakan PR-nya, Nanang menggerak-gerakkan pantatnya sehingga berada tepat di atas bukit kemaluan Diah. Bokep Kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang hitam tersingkap dengan jelas dan tangan Tante Rani terus menggaruk-garuk di seputar kemaluannya itu karena merasa ada yang gatal.Melihat itu Nanang semakin gelisah dan tidak enak badan ditambah lagi dengan ketegangan di batang kemaluannya yang semakin menegang.“Kamu kenapa Nanang,” tanya Tante Rani yang melihat wajah Nanang keluar keringat dingin.“Nggak Tante, Nanang cuma mungkin capek,” balas Nanang sambil terus sekali-kali melihat ke pangkal paha putih milik Tante Rani.Setelah merasa agak baikan di sekitar kemaluannya, Tante Rani segaja tidak menutup pahanya, malah ia duduk bersilang sehingga terlihat dengan jelas pangkal pahanya dan kemaluannya yang merekah.