“Maaf say, sekali lagi maaf…” Aku tidak bereaksi, sampai mbak Sally duduk di sampingku dan mulai mencium telingaku. “Mari mbak, mas, silahkan dimakan rotinya, ntar keburu dingin loh” aku mempersilahkan tamuku untuk mulai sarapan. Bokep “Belum tahu tuh, mungkin setelah sarapan kita diskusikan lagi. Dalam keadaan siang bolong aku lebih jelas melihat aksi mereka. Kami bertiga udah biasa melakukan ini semenjak kuliah dulu. Aku kaget, karena tidak pernah berciuman dengan wanita, apalagi ini di depan suamiku sendiri. Demikian juga kedua tamu kami. Aku kesal, marah dan ingin berteriak histeris. “Ayo dong mandi. Ntar gak enak sama mbak Sally dan suaminya loh” Aku berusaha berbicara dengan nada yang wajar. Untuk sesaat aku gak tahu harus berbuat apa sehingga hanya terbengong aja melihat aksi mereka bertiga hingga teriakan histeris mbak Sally yang orgamse membuyarkan lamunanku. Aku begitu liar, rasioku hilang. Ini hanya soal seks aja, gak lebih”.
