Penny’ku di ‘Ms. Bokepindo Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. ” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra. Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Ku usap airmata tulus Anisa. ” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. ” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru.
