“Aku juga sayang… Ooohh… Nikmat terus… Terus… ” Dahlia merintih. Bokepindo “Namaku Karina,” kata wanita tersebut mengenalkan diri. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas. “Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan sekali hentak.“Bleest… ” kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia. Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai besok harinya. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk sejenak. “Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Joko,” jelasnya. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai