Sejenak kuperhatikan bayanganku yang terpantul jelas pada cermin lebar yang terletak persis di hadapanku. Bokepindo Tak lama kemudian kami mengakhiri pembicaraan itu, setelah sebelumnya Linda menegurku, dengan suara bernada keras. Saat itu dapat kulihat dengan jelas betapa tulang giginya telah habis, membuatku menjadi geli menahan tawa, apalagi ketika ia tersenyum-senyum memperhatikan bagian tubuh di bawah perutku. Aku menyalakan sebuah kipas angin dari sebuah remote. Ia lalu duduk di dekatku dan menyapaku. Aku menyalakan sebuah kipas angin dari sebuah remote. Dasar nenek sinting, bathinku. kamu sudah bangun?” kudengar suara Linda di ujung sana. “Hei, Roy.. Aku berdiri di depan kloset, melepaskan urine yang sudah tak dapat kutahan. Aku tak menyahut. “Ya, Hallo..!” sapaku datar. aku suka itu!” ujarku datar diikuti tawa kami berbarengan. Aku pun lalu membalikkan badanku, membelakangi tubuhnya dan terbang ke alam mimpi.Aku terbangun karena hawa udara yang terasa panas. Pikiranku menjadi kacau.
