RoHaNa Beraksi
Kugigit pelan gundukan kecil itu. “Hey.. Bokep eggh,” desisnya.Kuangkat branya. Begitu aku melihat liang kewanitaannya, nafsuku naik berlipat-lipat. Aku merasa ia mulai mengeluarkan lidahnya (thanks.. Sengaja tak kumasukan agar aku bisa lebih lama menikmati saat-saat ini karena bagiku inilah saat sesungguhnya aku bisa mendapatkan penyerahan total bukan sewaktu bercinta atau orgasme. Tak ada perasaan dendam lagi. shh..” Aya mulai mengernyitkan alisnya. eh Lia belum pulang tuh,” sergahnya gugup. Kunyalakan radioku. “Aaahh.. Perlahan sekali kucari langit-langit mulutnya. Hmm, ternyata sudah basah. Hai..” sahutku lirih. toh aku sedang memuaskan diriku sendiri. Kadang kugerakan perlahan sehingga menyentuh lutut dan pahanya. Agh.. “Aaawww.. sshh.. Lalu sambil terus mengulum lidahnya kudorong perlahan Aya ke belakang. uuhh..” aku tak tahan lagi. Hai..” sahutku lirih. “Aaahh.. Hmm, kemaluanku semakin mengeras. Tetapi di pangkal batang kemaluanku, aku merasakan jepitan yang sangat keras. Kupukul beberapa kali dashboard mobil. Alkohol sialan. aawww..” eranganya terdengar seperti tangisan kecil bagiku. “Aya.. Kutarik pelan tangannya ke arah ruang tamu.